Monday 4 May 2015

KELOMPOK ALIGARH DI REFORMASI PENDIDIKAN (PAI)



KATA PENGANTAR
Puji syukur khadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmat serta hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang sangat sederhana ini. Shalawat serta salam selalu penyusun haturkan kepada Nabi junjungan kita Nabi Muhammad saw beserta para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman. Makalah ini disusun agar dapat kita manfaatkan bersama untuk kehidupan kita sehar-hari. Tidak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada Bapak Suhari, S.Pd.I, M.S.I. sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Perkembangan Pemikiran Modern Dalam Islam.
Penyusun mengakui bahwa makalah ini masih banyak yang perlu untuk diperbaiki. Untuk itu penyusun memerlukan saran dan kritikan dari semua pembaca untuk menyempurnakannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita bersama.


                                                                  Sambas, Mei 2015



                                                                        Penyusun,

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................        i
DAFTAR ISI.........................................................................        ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................        1
A.  Latar Belakang..............................................................        1
B.   Rumusan Masalah..........................................................        1
C.   Tujuan..........................................................................        1

BAB II PEMBAHASAN........................................................        2
A.  Sejarah Aligarh.............................................................        2
B.   Reformasi Pendidikan Muslim Oleh Gerakan Aligarh......        4
C.   Tokoh-Tokoh Penerus Gerakan Aligarh...........................        12

BAB III PENUTUP...............................................................        16
A.  Simpulan......................................................................        16

DAFTAR PUSTAKA............................................................        17

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Salah satu masalah yang telah lama dihadapi oleh orang-orang Islam di India di akhir abad 19 adalah ketidakmampuan pendidikan Islam untuk memenuhi tuntutan perkembangan dunia. Serta ajaran Islam sudah bercampur baur dengan paham dan praktek keagamaan dari Persia, Hindu atau Animisme dan lain-lain, pintu ijtihad tertutup, kemajuan kebudayaan dan peradaban Barat telah dapat dirasakan oleh orang-orang India, baik orang Hindu maupun kaum Muslimin.
Kondisi-kondisi pendidikan Muslim tersebut diatas mendorong semangat Sayyid Ahmad Khan di India untuk berjuang membangun lembaga pendidikan bagi generasi mendatang.  Reformasi pendidikan muslim yang dilakukan oleh Gerakan Aligarh (Aligarh movement) merupakan upaya untuk mengatasi kondisi pendidikan muslim yang dianggap tidak berkembang. Oleh karena itu makalah ini di susun.

B.   Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka pemakalah dapat merumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut:
1.    Biografi Sayyid Ahmad Khan?
2.    Bagaimana gerakan reformasi pendidikan oleh aligarh?

C.  Tujuan
Tujuan pemakalah menyusun makalah ini selain untuk memenuhi tugas terstruktur juga ingin menambah wawasan kepada pembaca tentang reformasi pendidikan oleh gerakan aligarh.

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Biografi Sayyid Ahmad Khan
Sebelum membahas lebih lanjut tentang reformasi pendidikan oleh kelompok aligarh, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu siapa pendiri The Aligarh college tersebut. Pendirinya adalah Ahmad Khan yang juga dikenal sebagai tokoh pembaharu di India.
1.    Biografi Sayyid Ahmaad Khan
Ahmad Khan lahir tanggal 6 Dzulhijjah 1232 Hijriyah atau 17 Oktober 1817 Masehi di kota Delhi. Nenek moyangnya berasal dari Semenanjung Arab yang kemudian hijrah ke Herat, Persia (Iran), karena tekanan politik pada zaman dinasti Bani Umayyah (41 H/661M-133 H/750 M). Dari Herat mereka hijrah ke Hindustan (India) dan menetap di sana. Kakek Sayyid Ahmad Khan adalah Sayyid Hadi yang menjadi pembesar istana pada zaman Alamghir II (1754- 1759). Sedangkan Ayahnya bernama al-Muttaqi, seorang ulama shalih yang mempunyai pengaruh besar di Kerajaan Mughal pada masa pemerintahan Akbar Syah II (1806 1837). Ahmad Khan memiliki pertalian darah dengan Nabi Muhammad saw. melalui cucu beliau dari keturunan Fatimah al-Zahra dan Ali bin Abi Talib. Karena itulah dia bergelar Sayyid. Sedangkan ibunya adalah seorang wanita cerdas dan pandai mendidik anak-anaknya.[1] Dia memiliki ilmu yang sangat luas sehingga, berpikiran maju, dan dapat menerima ilmu pengetahuan moderen.[2]
Cita-cita Ahmad Khan untuk mendirikan perguruan tinggi terwujud dengan diletakkannya batu pertama pembangunan gedung perguruan tinggi tersebut oleh Gubernur Jendral Lord Lotion (raja muda waktu itu) pada tanggal 8 Januari 1877 di kota Aligarth. Perguruan tinggi tersebut diberi nama Muhammadan Anglo Oriental College, yang lebih dikenal dengan Aligarth College.
Ahmad Khan mengakhiri perjuangannya dengan berpulang ke rahmatullah pada tanggal 27 Maret 1898 setelah menderita sakit beberapa lama dalam usia 81 tahun, dan dimakamkan di Aligarh.
2.    Pemikiran dan Karya Sayyid Ahmad Khan
a.    Pemikiran Sayyid Ahmad Khan
1)   Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan kedudukan ummat Islam India, dapat diwujudkan dengan bekerjasama dengan Inggris.
2)   Sayyid Ahmad Khan menolak faham Taklid bahkan tidak segan-segan menyerang faham ini. Sumber ajaran Islam menurut pendapatnya hanyalah Al Qur’an dan Al Hadist.
3)   Yang menjadi dasar bagi sistem perkawinan dalam Islam, menurut pendapatnya, adalah sistem monogamy, dan bukan sistem poligami sebagaimana telah dijelaskan oleh ulama’-ulama’ dizaman itu.
4)   Dalam ide politik, Sayyid Ahmad Khan, berpendapat bahwa ummat Islam merupakan satu ummat yang tidak dapat membentuk suatu Negara dengan ummat Hindu. Ummat Islam harus mempunyai Negara tersendiri. [3]
b.    Karya Sayyid Ahmad Khan
Adapun di antara hasil karya Sayyid Ahmad Khan adalah Atsar al-Sanadid (1874) yang merupakan hasil penelitiannya tentang arkeologi di Delhi dan sekitarnya, Essay on life of Muhammad (1870), Tafsir al-Qur’an sebanyak 6 jilid, Ibthal al- Ghulami (1890) dan Tabyin al-Kalam (1860). Selain itu juga menulis dua buku Tarikh Sarkhasi Bignaur (1858) dan Asbab Baghawat Hind (1858). Dari hasil karyanya ini terihat pula bahwa Sayyid Ahmad Khan termasuk penulis yang produktif

B.   Reformasi Pendidikan Muslim Oleh Gerakan Aligarh
Gerakan Aligarh muncul setelah wafatnya Ahmad Khan. Keberadaan Gerakan Aligarh tidak dapat lepas dari ketokohan Sayyid Ahmad Khan dan Perguruan Tinggi yang didirikannya, yaitu M.A.O.C.[4] Melalui (M.A.O.C) ini, ide-ide pembaruan yang dicetuskan Sir Sayyid Ahmad Khan dianut dan disebarkan selanjutnya oleh murid serta pengikutnya yang kemudian muncullah apa yang dikenal dengan Gerakan Aligarh.[5]
Reformasi pendidikan muslim yang dilakukan oleh Gerakan Aligarh (Aligarh movement) merupakan upaya untuk mengatasi kondisi pendidikan muslim yang dianggap tidak berkembang. Gerakan ini bertujuan, sebagaimana dikatakan oleh Sayyid Ahmad Khan, untuk memberikan sistem pendidikan dan pengajaran bagi para muslim yang sesuai dengan kebutuhan jamannya. Bila rakyat tidak dididik sesuai dengan tuntutan jaman, mereka akan menjadi miskin, bodoh dan tidak berkemampuan apa-apa, dan akhirnya akan tersingkir dalam derasnya arus kemajuan.[6] Gerakan ini berusaha untuk mereformasi pendidikan Islam dengan cara memperkenalkan nilai-nilai baru dan suatu sistem yang sesuai dengan tuntutan masa depan tanpa mengabaikan prinsip-prinsip ajaran Islam. Reformasi tersebut meliputi dua aspek penting, yaitu aspek ideal dan aspek teknis.
Adapun cirri-ciri pokok gerakan Aligarh sebagaimana yang disempaikan oleh Mustafa Khan dalam An Apology for the New Light 1891 yaitu:
1.    Gerakan ini ingin mengadopsi berbagai macam peradaban Eropa.
2.    Gerakan ini menginginkan adanya perbaikan kondisi sosial, terutama social minoritas Muslim India.
3.    Gerakan ini menginginkan adanya perubahan pemahaman keagamaan dari yang bercorak tradisional menuju corak moderen.[7]
Tujuan Aligarh College yang disampaikan oleh para pendiri Aligarh College dalam kebijakan-kebijakannya yaitu:
1.    Memberi pendidikan yang bebas (liberal) kepada orang-orang Islam;
2.    Menghilangkan tradisi masa lampau yang menyesatkan dan menghambat kemajuan orang Islam;
3.    Menghilangkan beberapa prasangka yang sampai sekarang ini berjalan dan berpengaruh buruk terhadap bangsa Muslim;
4.    Mendamaikan pengajaran Timur dengan literatur dan ilmu pengetahuan Barat;
5.    Memberi inspirasi ke dalam pemikiran-pemikiran orang Timur mengenai energi (kekuatan) yang dimiliki oleh orang-orang Barat;
6.    Membuat orang-orang Islam India agar menjadi berharga dan berguna bagi Penguasa (raja) Inggris;
7.    Memberi inspirasi kepada mereka bahwa kesetiaan yang muncul tidak berasal dari penyerahan dengan sikap merendahkan diri kepada aturan-aturan negara lain, tetapi berasal dari penghargaan murni berkat pemerintah yang baik.[8]
Tujuan-tujuan tersebut didasarkan atas Islam yang mengajarkan bukan saja ajaran agama (dalam arti sempit, misalnya shalat, puasa, zakat atau haji saja) pada pemeluknya, tetapi juga semua aspek yang berkaitan dengan kehidupan di dunia ini. Dari sudut pandang ini, ilmu (science) seharusnya tidak dipahami sebagai pembagian yang kaku antara ilmu agama dengan ilmu umum (sekuler), seperti yang lakukan orang-orang pada umumnya, tetapi lebih dari itu. Sayyid Hossein Nasr mengatakan bahwa untuk memahami ilmu keislaman dalam esensinya, memerlukan pemahaman terhadap beberapa ajaran Islam itu sendiri.[9] Prinsip-prinsip ini berdasarkan atas universalitas ajaran Islam, yang menekankan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat.
Untuk tujuan ini, disamping memformulasikan cita-cita tujuan pendidikannya, gerakan Aligarh juga mengadakan reformasi pen-didikan yang bersifat teknis dengan cara memperkenalkan beberapa perubahan dalam metode-metode belajar, organisasi pendidikan, dan rasionalisasi mata pelajaran dan kurikulum.[10]
Banyak diantara reformasi teknis pendidikan yang diambil dari sistem pendidikan modern. Sayyid Ahmad Khan mengatakan bahwa Perguruan Tinggi Aligarh (Aligarh College) ini mengikuti model universitas Oxford dan Cambrige dan semua mahasiswanya harus tinggal di asrama. Shalat diwajikan baik bagi mahasiswa Syi'ah maupun Sunni. Kehadiran mahasiswa pada waktu shalat sangat penting dan kehadirannya secara teratur harus terus dipelihara.[11]
Kepala sekolahnya adalah Provost (Pembantu Rektor) dan bertugas mengawasi beberapa asrama melalui Proctors (Pengawas mahasiswa) dan Sub-proctors (pembantu pengawas mahasiswa). Disiplinnya sangat ketat tetapi bersifat paternal. Karena itu, jarang terjadi pelanggaran disiplin dan hukumannya sebagian besar bersifat psikologis dan korektif. Setiap asrama didorong agar merencanakan dan menentukan programnya sendiri berupa permainan-permainan, perkemahan, kunjungan sosial dan piknik. permainan berupa drama dipentaskan di atas panggung sekali setiap tahunnya dan pada umumnya melukiskan problem-problem politik dan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Pelajaran agama menjadi bagian yang integral dengan program-program itu. Terlepas dari kelas-kelas reguler, juga terdapat seminar-seminar dan ceramah-ceramah. Setiap asrama memilliki masjid dan kehadiran saat shalat merupakan kewajiban.[12]
Salah satu diantara gambaran-gambaran yang menonjol dari Aligarh College yang membuat berbeda dengan lembaga-lembaga pendidikan yang lain di India adalah bahwa sebagian besar mahasiswanya harus tinggal di daerah sekitar kampus (college) tersebut yang jauh dari lingkungan keluarga. Dengan cara ini diharapkan pembentukan watak dan semangat keagamaan para mahasiswanya akan lebih efektif dan berhasil.
Metode pengajaran yang digunakan oleh Aligarh adalah sistem klasikal (kelas), pelajaran-pelajaran diberikan dalam kelas. Guru memberikan pelajaran kepada sekelompok siswa yang usia dan pengetahuannya hampir sama (merata). Guru juga harus memantau kemajuan para siswanya dengan cara memberikan ujian formal secara teratur kepada mereka, dan juga nilai-nilai individual. Dengan demikian, para siswa bisa naik dari satu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi sampai mereka menyelesaikan pendidikannva, dan setelah itu, mereka mendapatkan ijazah (sertifikat). Sekolah itu bahkan memberikan beasiswa bagi para siswa yang memiliki prestasi baik selama sekolah atau ketika ujian mereka telah selesai.[13]
Lembaga pendidikan Aligarh diorganisasikan sebagai lembaga independent bukan sebagai bagian dari rumah tangga kepala sekolah dan bukan pula sebagai salah satu fungsi dari masjid di tempat itu. Sayyid Ahmad Khan, selain memulai penerbitan Tahzib al-Akhlag juga membentuk the Committee Khwastagar Taragi e-Musalaman-e-Hindustan (Komite bagi Difusi dan Kemajuan Belajar yang Lebih Baik di Antara Muslim India), di Benares jauh sebelurn Aligarh didirikan. Komite itu sendiri dimaksudkan untuk menyelediki sebab-sebab yang menghambat hingga masyarakat Muslim tidak memanfaatkan sistem pendidikan yang didirikan oleh pemerintah, dan memberikan jalan (alat) agar pendidikan modern bisa disebarluaskan di tengah-tengah mereka.[14] Komite tersebut, setelah mempelajari sebab-sebabnya, memutuskan bahwa yang harus dilakukan adalah mempertimbangkan alat yang sesuai untuk mengatasi kesulitan mereka pada saat itu, juga memikirkan cara-cara yang mungkin benar-benar berguna bagi para Muslim di masa depan. Oleh karena itu, diputuskan untuk mendirikan lembaga pendidikan bagi generasi mendatang. Disetujui pula bahwa buku-buku tentang Islam sudah tua dan karakter (kwalitas) nya sudah tak sesuai dengan usia para siswa, karena semuanya telah gagal dalam memberikan kebebasan berfikir dan mengandung banyak kesalahan, karena itu perlu diganti dengan yang baru. Semangat buku itu sudah tidak sesuai lagi dengan jaman baru dan Komite merasa yakin bahwa melalui buku-buku itu masyarakat Muslim tidak akan pernah bisa mendapatkan pengetahuan dari pelajaran-pelajaran baru, dan tanpa pengetahuan, mereka akan tetap terbelakang. Dengan adanya ide-ide ini mereka membentuk Komite yang lain yang disebut sebagai Majlis e-Khazan ul-Bazaat ul-Tasees Madrassat ul-Uloom ul-Muslimeen (Komite Dana Perguruan Tinggi Inggris Timur untuk Muslimin). Komite tersebut harus mengumpulkan dana untuk pendirian Perguruan Tinggi Muslim.
Dengan demikian, jelas bahwa organisasi Aligarh College telah diresmikan sebelum pendiriannya yang sebenarnya. Dari komite inilah kebijakan pendidikan ditentukan. Aligarh percaya bahwa pendidikan muslim bisa maju hanya kalau kaum muslimin sendiri mengelola lembaga pendidikannya secara efisien.
Ide reformasi pendidikan muslim juga meliputi rasionalisasi kurikulum. Perihal kurikulum Aligarh, Sayyid Ahmad Khan mengatakan bahwa kurikulum itu hendaknya cukup fleksibel untuk mencapai berbagai macam tujuan yang luas. Intinya adalah menarik sebanyak mungkin orang yang memiliki jenis pendidikan apapun yang disukainya dan bisa melanjutkannya.
Lebih jauh dia mengusulkan bahwa kurikulum Aligarh, sebagaimana dia sampaikan pada tahun 1872, terdiri dari pendidikan umum dari usia 13 sampai 18 tahun, diikuti o1eh ilmu-ilmu khusus, yang menurut dugaan beranalogi dengan tripos di Oxford dan Cambridge. Pada tingkat persiapan harus ada empat bidang studi: agama, sastra, matematika, dan ilmu pengetahuan alam. Ilmu pengetahuan alam akan berhubungan dengan fisika dasar, matematika dengan aljabar dan geometri. Sastra meliputl hal yang termasuk bahasa, komposisi, sejarah, geografi, logika, politik, dan berbagal topik yang termasuk dalam filsafat. Pelajaran agama meliputi kehidupan Nabi Muhammad Saw (Hadits), Tafsir al-Qur'an, hukum (syari'ah), dan prinsip-prinsip umum.[15] Pelajaran-pelajaran ini bisa dilanjutkan baik dalam bahasa Inggris maupun Urdu. Mahasiswa yang berharap bisa mendapatkan jabatan-jabatan pemerintahan yang tinggi akan belajar bahasa Inggris.
Pada saat yang sama jurusan bahasa Inggris bisa mendidik (melatih) orang agar bisa menyampaikan pelajaran modern kepada masyarakat India secara lebih luas. Selain bahasa Inggris, para mahasiswa ini harus pula mempelajari bahasa Latin dan Arab, Persia, atau Urdu. Perguruan tinggi (Aligarh) tersebut harus menjadi lembaga yang sedemikian rupa sehingga akan sesuai bukan saja dengan kebutuhan masyarakat muslim masa kini tetapi juga di masa depan. Komite bagi kemajuan belajar yang lebih baik (The Committee for Better Advancement of Learning) diharapkan untuk memperkenalkan sistem pendidikan bagi generasi mendatang.
Berdasarkan uraian mengenai kurikulum di atas, pada tahun 1875, the Muhammadan Anglo-Oriental College dimulai sebagai sebuah sekolah. Tahun 1875, dengan alasan yang sama, kuliah-kuliah perguruan tinggi dimulai, sehingga mahasiswa yang telah lulus ujian masuk dari College itu bisa melanjutkan studinya. Pada tahun 1881, untuk alasan yang sama, dibuka jenjang Sarjana Muda (BA). Pada tahun yang sama sebuah kelas khusus, yang dikenal dengan nama the Civil Service Prepasatory Class (Kelas Persiapan Pelayanan Masyarakat), juga dibuka dengan tujuan untuk membantu pemuda muslim agar mampu mempersiapkan dirinya sendiri khususnya dalam menghadapi Competitive Indian Civil Service Examination (Ujian Saringan Pelayanan Masyarakat India). Pada tahun 1887, satu jurusan dibuka yang bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa memasuki perguruan tinggi teknik di Rookee. Dalam tahun itu juga dibuka program MA dan L L. B.[16]
Meskipun Aligarh College didirikan terutama untuk para Muslim, perguruan tinggi ini juga menerima mahasiswa yang beragama Hindu. Pada tahun pertama keseluruhan mahasiswanya adalah Muslim, namun setelah itu, selalu ada mahasiswa beragama Hindu yang jumlahnya cukup banyak. Keterbukaan untuk menerima mahasiswa non-Muslim untuk belajar di Aligarh merupakan salah satu policy (kebijakan) yang bertujuan untuk menciptakan prinsip-prinsip ikatan ukhuwah (persaudaraan) antara orang-orang Islam dan Hindu. Dalam hal ini Sayyid Ahmad Khan menjelaskan bahwa sekolah itu bersifat non-sektarian baik dari segi mahasiswanya maupun anggota beberapa bagian administrasi kecuali bahwa sensitivitas Hindu mengenai kasta tetap dihargai, dan pendidikan agama diberikan secara terpisah antara mahasiswa Hindu dan Muslim.
Selain pertimbangan semacam ini, penekanan terhadap pentingnya bahasa Inggris di Aligarh College barangkali menjadi alasan lain mengapa mahasiswa non-Muslim belajar diperguruan tinggi ini. Ada beberapa alasan pragmatis mengenai penggunaan bahasa Inggris yang ditawarkan oleh Sayyid Ahmad Khan. Dia mengingatkan bahwa orang-orang India tidak bisa berharap untuk memperoleh pekerjaan-pekerjaan di Pemerintahan (sebagal pegawai negara) tanpa memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam bahasa Inggris; partisipasi dalam perdagangan, modern dan perdagangan internasional tidak mungkin dilakukan tanpa menggunakan bahasa Inggris, begitu pula perkembangan politik dan hubungan internasional negara-negara lain tetap tidak diketahui, dan akhirnya, orang-orang India tidak bisa secara efektif mengikuti proses politik India meskipun pemerintah Inggris menawarkan bagian yang menguntungkan kepada mereka.[17]
Dengan melihat respon-respon dari masyarakat dan pemerintah, walaupun masih ada beberapa reaksi dari beberapa kelompok masyarakat, sekolah-sekolah
Aligarh bisa diterima dengan baik. Reaksi-reaksi tersebut secara bertahap berkurang dan berubah menjadi respon yang positf karena masyarakat menyadari perlunya jenis pendidikan semacam ini. Aligarh telah memenuhi kebutuhan mereka dengan menawarkan model pendidikan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan modern.

C.  Tokoh-tokoh penerus gerakan Aligarh
Ahmad Khan mengabdikan diri bagi pembaharuan melalui MAOC selama lebih kurang dua decade. Selanjutnya ide-idenya dikembangkan dan disebarkan oleh murid dan pendukungnya. Dengan demikian gerakan Aligarh ini tetap berkembang walaupun beliau telah tiada. Gerakan Aligarh dipimpin secara silih berganti oleh para tokoh yang memperjuangkan nasib umat Islam India. Di antaranya adalah:
1.    Sayyid Mahdi Ali (Nawab Muhsin al-Mulk) (1837-1907).
Setelah Sayyid Ahmad Khan wafat, maka kepemimpinan Aligarh pindah ke tangan Sayyid Mahdi Ali, yang dikenal dengan nama Nawab Muhsin al-Mulk (1837-1907). Pada mulanya dia adalah pegawai Serikat India Tifluk, kemudian menjadi pembesar di Hyderabad. Dia pernah berkunjung ke Inggris untuk keperluan Pemerintah Hyderabad. Di tahun 1863 dia berkenalan dengan Sayyid Ahmad Khan dan kemudian antara keduanya terjalin tali persahabatan yang erat. Dia banyak rnenulis artikel di Tahzib Al Akhlaq dan juga di majalah yang diterbitkan M.A.O.C. Dia pindah ke Aligarh dan menetap di sana mulai pada tahun 1893. Pada tahun 1897 dia menggantikankan kedudukan Sayyid Ahmad Khan di M.A.O.C. Dia mempunyai jasa yang besar dalam menyebarkan ide ide Sayyid Ahmad Khan yang dilakukannya melalui Muhammedan Educational Conference.
Jasanya dalam memajukan M.A.O.C terlihat dengan bertambah banyaknya jumlah mahasiswa lembaga pendidikan tersebut, keuangan perguruan tinggi meningkat, administrasi juga tertata rapi dan pengembangan pembangunan sarana dan prasarana fisik juga tidak luput dari perhatiannya. Dalam soal keagamaan Nawab Muhsin al-Mulk dengan idenya menentang taklid pada ulama’ klasik dan mengadakan ijtihad baru. Tetapi dalam menghadapi ulama’ klasik dia lebih lembut dari pada Sayyid Ahmad Khan.
Muhsin al-Mulk berhasil membuat golongan ulama India merubah sikap keras terhadap Gerakan Aligarh. Sebagaimana diketahui bahwa Deoband yang banyak menghasilkan ulama ulama India tradisional, mempunyai sikap yang tidak kooperatif dengan Inggris, sedang Sayyid Ahmad Khan terkenal dengan sikap pro Inggris. Jadi antara M.A.O.C terdapat perbedaan bukan hanya dalam soal-soal keagamaan saja tetapi juga mengenai sikap politik. Muhsin al-Mulk tidak hanya membawa para ulama dekat dengan Aligarh, lebih jauh dia mampu menarik beberapa lawan politik pendiri Perguruan Tinggi tersebut. Dia adalah orang yang paling cinta damai, namun dia dihadapkan juga kepada kontraversi Hindu-Urdu yang telah ada sejak akhir-akhir kehidupan Sayyid Ahmad.
2.    Viqar al-Mulk (1841 1917)
Tokoh lain yang berpengaruh ialah Viqar al-Mulk (1841 1917). semenjak muda dia telah menjadi Penolong dan pengikut Sayyid Ahmad Khan. Pada tahun 1907 dia menggantikan Nawab Muhsin al-Mulk dalam pimpinan M.A.O.C. Masa inilah terjadinya perubahan-perubahan besar dalam adminsitrasi Perguruan Tinggi Aligarh, bahkan dalam kebijaksanaan politik umat Muslim India. Viqar al-Mulk bernama Mushtaq Hussain yang lahir 1841, di Distrik Moradabad, United Pravinces. Dia adalah rekan Sayyid Ahmad Khan dan juga Muhsin al-Mulk. Bersama dengan Muhsin al-Mulk dia selalu bekerja sama dalam masalah administrasi Aligarh. Pada masa Viqar ini terjadi pertentangan antara Viqar al-Mulk dengan Mr. Archbold yang menjadi Direktur M.A.O.C di waktu itu. Dalam pertentangan ini Gubernur Daerah menyebelah Archbold sedang Viqar al-Mulk disokong oleh Agha Khan serta Amir Ali dan selanjutnya oleh masyarakat Islam di luar. Archbold akhirnya terpaksa mengundurkan diri. Kekuasaan Inggris di M.A.O.C dari semenjak itu mulai berkurang.
Viqar al-Mulk sebagai seorang ulama yang keras pendirian dan pegangannya terhadap agama, hidup keagamaan di M.A.O.C diperkuatnya. Pelaksanaan ibadah, terutama shalat dan puasa diperketat pengawasannya. Lulus dalam ujian, agama menjadi syarat untuk dapat naik tingkat. Hal-hal tersebut di atas membuat M.A.O.C menjadi lebih populer di kalangan ulama India.
3.    Altaf Husain Hali (1837-1914).
Tokoh India lainnya yang terkenal sebagai penyebar ide ide pembaruan Sayyid Ahmad Khan adalah Altaf Husain Hali (1837 1914). Dia pernah bekerja sebagai penerjemah di kantor Pemerintah Inggeris di Lahore, tetapi kemudian pindah ke Delhi. Di sinilah dia berkenalan dengan Sayyid Ahmad Khan dan keduanya menjadi teman baik. Hali terkenal sebagai seorang penyair, tetapi dia juga menulis karangan karangan untuk Tahzib al-Akhlaq. Atas permintaan Sayyid Ahmad Khan dia menulis syair tentang peradaban Islam di Zaman Klasik. Keluarlah di tahun 1879 apa yang terkenal dengan nama Musaddas.
Syair itu antara lain juga mengandung ide-ide Aligarh. Musaddas sangat berpengaruh terhadap ummat Islam India, sehingga dikatakan bahwa di samping M.A.O.C dan Muhammedan Educational Conference, Musaddas-lah yang mempunyai jasa besar dalam mempopulerkan Gerakah Aligarh. Terhadap pendidikan wanita dia memandang adanya kesejajaran yang sama dengan lelaki. Oleh karenanya dia lebih progresif dari Sayyid Ahmad Khan yang memandang bahwa kaum wanita saat itu belum perlu mendapat pendidikan sebagai kaum lelaki.


4.    Muhammad Syibli Nu’mani
Muhammad Syibli Nu’mani (1857 1914) diangkat pada tahun 1883 sebagai Asisten Profesor Bahasa Arab di Aligarh. Dia mempunyai pendidikan Madrasah Tradisional dan pernah pergi ke Mekah dan Madinah memperdalam pengetahuannya tentang agama Islam. Ketika di M.A.O.C., dia berjumpa dengan ide ide baru yang dikemukakan oleh Gerakan Aligarh dan tertarik padanya. Latar belakang pendidikan madrasahnya, membuat dia tidak mempunyai sikap se-liberal Sayyid Ahmad Khan. Tetapi dia tidak menentang pemakaian akal dalam soal-soal agama; mempelajari falsafat barat bukanlah haram. Ulama-ulama zaman klasik juga mempelajari dan banyak yang menguasai filsafat. Pemikiran modern dalam bentuk moderat dapat diterimanya.
Syibli Nu’mani tidak lama dalam pengabdiannya di Aligarh dan pada akhirnya dia meninggalkannya, kemudian pergi ke Lucknow untuk memimpin perguruan tinggi Nadwat al-Ulama (yang didirikannya pada tahun 1894). Pemikiran modern moderat yang dianutnya membawa perubahan pada perguruan tinggi ini.

BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
Dari pembahasan diatas maka jelaslah tokoh pembaharuan pertama di India sekaligus sebagai pendiri The Aligarh College adalah Sayyid Ahmad Khan. Beliau telah banyak berkontribusi di kampus tersebut dan pemikiran beliau masih di gunakan dan disebarkan oleh penerusnya.
Kelompok aligarh baru muncul setelah wafatnya Sayyid Ahmad Khan. Reformasi pendidikan muslim yang dilakukan oleh Gerakan Aligarh (Aligarh movement) merupakan upaya untuk mengatasi kondisi pendidikan muslim yang dianggap tidak berkembang.

DAFTAR PUSTAKA
A History of the Movement, Vol. 111, 1906-1936, part 11 Karachi: Pakistan Historical Society, 1963

Abu Ali An-Nadawi, Pertentangan Alam Pikiran Islam dengan Alam Pikiran Barat, Terj. Mahyudin Syaf, ( Bandung : Al-Ma`arif, 1995 ).

Jain, M.S., The Aligarh Movement : His Origin and Development 1856 - 1906, Agra: Sri Ram Mehra & Co., 1965

Jainuri, Ahmad, "The Reformation of Muslim Education: A Study of the Aligarh and the Muhammadiyah Educational System", a Term Paper, (tak dipublikasikan), Montreal, Canada, 1991

M, Ira, Lavidus , Sejarah Sosial Umat Islam (Jakarta, Bulan Bintang: 1975).

Mohsin-ul-Mulk, Nawab (ed.), Addresses and Speeches Relating to the Muhammadan Anqlo­Oriental College in Aligarh from its Foundation in 1875 to 1898. Aligarh, Desember 1998

Muhammad, Shan, Sir Syed Ahmad Khan A Political Biography, Meerut: Meenakshi Prakashan, 1969

Nasr, Sayyed Hossein, Science and Civilizationin in Islam. Cambridge, Mss; Harvard University Press, 1968

TIM UIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam, (Jakrata: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005), Jilid I.


http://hamxaid.blogspot.com/2011/03 / aligarh.html


[1]  TIM UIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam, (Jakrata: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005), Jilid I, h. 109. Lihat juga http://lindairawan05.blogspot.com/2012/05/ pembaharun-islam-di-india-dengan.html

[2] Abu Ali An-Nadawi, Pertentangan Alam Pikiran Islam dengan Alam Pikiran Barat, Terj. Mahyudin Syaf, ( Bandung : Al-Ma`arif, 1995 ), h. 69. Lihat juga http://lindairawan05. blogspot.com/2012/05/ pembaharun-islam-di-india-dengan.html
[3] http://hdfhsffshsfgsfdg.blogspot.com/2013/04/sayyid-ahmad-khan-biografi-sayyid-ahmad.html
[4] Ira M. Lavidus , Sejarah Sosial Umat Islam (Jakarta, Bulan Bintang: 1975), h. 264. Lihat juga http://lindairawan05.blogspot.com/2012/05/pembaharun-islam-di-india-dengan.html

[5] Ibid, h. 276
[6] M.S. Jain, The Aligarh Movement : His Origin and Development 1856 - 1906, (Agra : Sri Ram Mehra & Co., 1965), h. 36. Lihat juga http://hamxaid.blogspot.com/2011/03/aligarh.html
[7] TIM UIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam, (Jakrata: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005), Jilid I, h. 110 – 111. Lihat juga http://lindairawan05.blogspot.com/ 2012/05/pembaharun-islam-di-india-dengan.html
[8] Lihat Nawab Mohsin-ul-Mulk (ed.), Addresses and Speeches Relating to the Muhammadan Anqlo-­Oriental College in Aligarh from its Foundation in 1875 to 1898 (Aligarh, Desember 1998), h. 31-32. Lihat juga http://hamxaid.blogspot.com/2011/03/aligarh.html

[9] Sayyed Hossein Nasr, Science and Civilizationin in Islam. (Cambridge, Mss; Harvard University Press, 1968), h. 22. Lihat juga http://hamxaid.blogspot.com/2011/03/aligarh.html
[10] Lihat Shan Muhammad, Sir Syed Ahmad Khan A Political Biography, (Meerut: Meenakshi Prakashan, 1969), h. 68. Lihat juga http://hamxaid.blogspot.com/2011/03/aligarh.html

[11] Ahmad Jainuri dalam "The Reformation of Muslim Education: A Study of the Aligarh and the Muhammadiyah Educational System", a Term Paper, (tak dipublikasikan), Montreal, Canada, 1991, h. 10. Lihat juga http://hamxaid.blogspot.com/ 2011/03/aligarh.html

[12] A History of the Movement, Vol. 111, 1906-1936, part 11 (Karachi: Pakistan Historical Society, 1963), h. 418-419. Lihat juga http://hamxaid.blogspot.com/2011/03 / aligarh.html
[13] Informasi lebih lengkap mengenai the Aligarh Scholarship (beasiswa Aligarh) bisa dilihat di Shan Muhammad (ed), The AligarhMovemeni: Basic Documents : 1864-1898 (Meerut, New Delhi : Meenakshi Prakashan, 1978), h. 450-455.
[14] Hasil-hasil investigasi Komite tersebut sebagaimana disebutkan dalam "Translation of the Report of the Members of the Select Committee" Muhammad (ed), the Aligarh Movement, h. 337-380.

[15] Shan Muhammad, “The Aligarh…”, op. cit., h. 370-371
[16] Ibid., h. 482
[17] Hafeez Malik, Sir Sayyid Ahmad Khan and Muslim Modernism India and Pakistan, (New York: Colombia University Press, 1980), h. 189.

Biografi dan Konsep Pemikiran Pendidikan Islam Muhammad Abduh

DAFTAR ISI                                                                                                 KATA PENGANTAR .........