Thursday 10 May 2018

PROPOSAL HUBUNGAN PUNISHMENT DENGAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM


HUBUNGAN PUNISHMENT DENGAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI PADA
MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SAMBAS TAHUN PELAJARAN 2016/2017


PROPOSAL
OLEH,
RIA SARI
NIM: 11.0101.2013.018
NIMKO: 14.11.29.0101.00300










PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM
SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS
TAHUN 1438 H/ 2017 M


HUBUNGAN PUNISHMENT DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA
PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN
ISLAM DI MADRASAH ALIYAH
NEGERI SAMBAS TAHUN
PELAJARAN 2016/2017


PROPOSAL

OLEH,
RIA SARI
NIM: 11.0101.2013.018
NIMKO: 14.11.29.0101.00300




10462500_10201234434622449_1682095697741993419_n




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
SAMBAS
TAHUN 1438 H/ 2017 M


KATA PENGANTAR

ÉOó¡Î0«!$#Ç`»uH÷q§9$#ÉOŠÏm§9$#
Alhamdulillahirrabbil’alamin. Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah swt. yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya, sehingga penyusunan proposal ini dapat diselesaikan. Solawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan kita, Nabi Muhammad saw. karena berkat bimbingan beliau, kita dapat membedakan yang benar dan yang salah. Dengan rahmat Allah yang maha kuasa, akhirnya penulis dapat menyelesaikan rencana penelitian untuk diajukansebagai bahan seminar pada program Studi Agama Islam Fakultas TarbiyahInstitut Agama Islam (IAI) Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas. Adapun rencana penelitian ini berjudul “Pengaruh Metode Hukuman Terhadap Disiplin Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Quran Hadis Di Madrasah Aliyah Tahun Pelajaran 2016/2017”. Penulis menyadari bahwa, penyusunan rencana penelitian ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya keritik dan saran dari pembaca yang membangun guna perbaikan kedepannya.
Selesainya penulisan rencana penelitian ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi  baik moril dan materil. Rasa terimakasih ini juga penulis sampaikan pula kepada:
1.     Dr.H.Jamiat Akadol, M.Si, MH, selaku Rektor Institut Agama Islam (IAI) Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas.
2.     Rusiadi, M.Ag, selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Institut Agama Islam (IAI) Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas.
3.     Drs. H.Mujahidin, M.Si, selakuWakil Rektor II Bidang Keuangan Institut Agama Islam (IAI) Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas.
4.     Adnan, S.Ag, M.S.I, Selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Institut Agama Islam (IAI) Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas.
5.     Hifza Hamdan, M.S.I, selaku Ketua Dekan Fakultas Tarbiyah
6.     Nuraini, S.Pd.I, M.S.I, selaku Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah
7.     Suhari, S.Pd.I, M.S.I, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
8.     Yayan Ridwan, S.Pd.I, M.Ag selaku dosen Pembimbing Akademik Institut Agama Islam (IAI) Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
9.     Seluruh Para Dosen Dan Staf Akademika Institut Agama Islam (IAI) Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas.
10.  Ayah dan bunda tercinta, saudara serta sanak keluarga yang senantiasa memberikan dorongan, semangat, bantuan dan do’a.
11.  Rekan-Rekan Mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian penulisan rencana penelitian ini. Terimakasih.
`         Sambas,  5 Januari 2017
                                                                 
                                                                           
                                                                      Ria Sari


DAFTAR ISI

                                                                                   Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................        i
KATA PENGANTAR.............................................................       ii
DAFTAR ISI...........................................................................      iii
A.  Latar Belakang Penelitian.....................................................       1
B.   Rumusan Masalah................................................................       4
C.   Tujuan Penelitian.................................................................       5
D.  Manfaat Penelitian...............................................................       6
E.   Kajian Pustaka.....................................................................       7
F.   Kajian Teori........................................................................     12
G.  Kerangka Berfikir................................................................     23
H.  Hipotesis.............................................................................     25
I.    Metode Penelitian................................................................     26
1.    Pendekatan dan Jenis Penelitian........................................     26
2.    Ruang Lingkup Penelitian.................................................     27
3.    Waktu dan Tempat Penelitian...........................................     29
4.    Populasi dan Sampel........................................................     30
5.    Teknik dan Alat Pengumpulan Data..................................     33
6.    Teknik Analisis Data........................................................     36
J.    Daftar Rujukan....................................................................     41
K.  Jadwal /time schedule...........................................................     44


Hubungan Punishment Dengan Disiplin Belajar Siswa Kelas XI
Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Di Madrasah Aliyah Negeri Sambas
Tahun Pelajaran 2016/2017

A.  Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana terpenting dalam mengembangkan potensi untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan siswa, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan tidak terlepas dari salah satu komponen pendidikan yaitu peserta didik. Peserta didik  menurut pasal 1 ayat 4 Bab I dalam Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jatur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”.[1]
Peserta didik sangat menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar, tanpa peserta didik yang disiplin maka sulit untuk tercipta proses belajar mengajar yang kondusif dan nyaman. Banyak hal yang berhubungan dengan disiplin belajar salah satunya adalah punishment  yaitu “Salah satu teknik yang diberikan bagi mereka yang melanggar dan harus mengandung makna edukatif, sebagaimana yang diungkapkan oleh Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir”.[2]
Apabila diperhatikan dalam al-Quran terdapat ayat yang mengandung pengertian punishment dengan bentuk beragama, Adapun salah satu firman Allah swt. yang menyinggung tentang punishment terdapat dalam surah Ali-Imran (3); 11, sebagai berikut:
É>ù&yŸ2 ÉA#uä tböqtãóÏù tûïÏ%©!$#ur `ÏB óOÎgÎ=ö6s% 4 (#qç/¤x. $uZÏG»tƒ$t«Î/ ãNèdxs{r'sù ª!$# öNÍkÍ5qçRäÎ/ 3 ª!$#ur ߃Ïx© É>$s)Ïèø9$# ÇÊÊÈ  

Artinya: (keadaan mereka) adalah sebagai Keadaan kaum Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. dan Allah sangat keras siksa-Nya.[3]

M. Quraish Shihab menafsirkan kata da’b adalah pekerjaan yang dilakukan dengan penuh kesungguhan dan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan yang berkesinambungan. Ini berarti bahwa siksa yang menimpa Fir’aun dan rezimnya adalah akibat kedurhakaan yang berulang-ulang dan berkesinambungan. Demikian juga dengan orang-orang kafir yang hidup sebelum mereka, mereka semua mendustakan ayat-ayat yang tertulis dalam kitab suci, karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka.[4]
Penafsiran di atas jika dikaitkan dengan alat pengajaran pada prinsipnya berhubungan dengan punishment yaitu pemberian punishment terhadap kesalahan atau pelanggaran siswa pada proses belajar mengajar dalam suatu mata pelajaran tertentu yang dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan. Tujuan utama dari pemberian hukuman adalah “untuk menyadarkan peserta didik dari kesalahan-kesalahannya”.[5]
Punishment sesungguhnya bukanlah tindakan yang pertama kali terbayang oleh pendidik, bukan juga merupakan cara yang didahulukan dalam menangani peserta didik yang melakukan pelanggaran atau kesalahan, tetapi nasehatlah yang paling didahulukan, begitu juga ajaran untuk berbuat baik atau teladan yang baik.
Tetapi peserta didik tidak semuanya sama, ada peserta didik yang dengan memberikan teladan dan nasehat saja sudah cukup, tidak lagi memerlukan punishment dalam hidupnya namun adapula di antara mereka yang perlu menggunakan ketegasan atau kekerasan sekali-sekali. Hal ini sejalan dengan pendapat Muhammad Quthb yaitu “Bila nasehat tidak mampu dan begitu juga teladan, maka waktu itu harus diadakan tindakan tegas yang dapat meletakkan persoalan di tempat yang benar. Tindakan tegas tersebut adalah punishment.”[6]
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa   punishment ada hubungannya dengan disiplin belajar siswa. Untuk melihat hubungan tersebut, peneliti melakukan prasurvei di Madrasah Aliyah Negeri  Sambas, khususnya pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas XI IPA, XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3. Peneliti memilih meneliti kelas tersebut karena kelas XI telah melalui proses adaptasi dan siswanya masih belum memikirkan ujian nasional di sekolah.
Tujuan dari punishment seperti yang telah dituliskan di atas berbeda dengan kenyataan di lapangan. Hal ini didasarkan dari hasil prasurvei bahwa siswa setelah ditegur, dinasehati, hingga dihukum. Ada sebagian yang sadar dan terjadi perubahan prilaku ke arah yang lebih disiplin, namun ada juga yang tidak menyadari kesalahannya, sebaliknya semangkin tidak disiplin.[7]
Berdasarkan latar belakang tersebut cukup menjadi alasan dasar peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Punishment Dengan Disiplin Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di Madrasah Aliyah Negeri Sambas Tahun Pelajaran 2016/2017”.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini diarahkan untuk mengkaji apa saja hubungan   punishment dengan disiplin belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Sambas tahun pelajaran 2016/2017.
Fokus penelitian ini dikembangkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.    Bagaimana pelaksanaan punishment pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Sambas tahun pelajaran 2016/2017?
2.    Bagaimana disiplin belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Sambas tahun pelajaran 2016/2017?
3.    Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara punishment dengan disiplin belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Sambas tahun pelajaran 2016/2017?

C.  Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang hubungan punishment dengan disiplin belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Sambas tahun pelajaran 2016/2017. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang:
1.    Punishment pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Sambas tahun pelajaran 2016/2017.
2.    Disiplin belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Sambas tahun pelajaran 2016/2017.
3.    Hubungan   punishment dengan disiplin belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Sambas tahun pelajaran 2016/2017.

D.  Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik itu secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:
1.    Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan dan memberikan sumbangan pemikiran dibidang pendidikan Islam,  khususnya pada aspek hubungan punishment dengan disiplin belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Sambas tahun pelajaran 2016/2017.
2.    Praktis
a.    Manfaat bagi mahasiswa Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas: agar mahasiswa menjadikan penelitian ini sebagai rujukan bacaan untuk menambah wawasan dan di praktekan dilapangan.
b.    Manfaat bagi Madrasah Aliyah Negeri Sambas: Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki dan mengembangkan punishment.
c.    Manfaat bagi peneliti: untuk dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada teori-teori yang didapat pada perkuliahan.

E.   Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan suatu ikhtiar yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk menyajikan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang akan diteliti, dengan tujuan untuk mencari persamaan maupun perbedaannya, sekaligus mengemukakan celah yang masih bisa untuk diteliti.[8] Dalam perbandingan ini, peneliti mengambil perbandingan dari luar karena penelitian tentang pengaruh metode hukuman tidak dijumpai di Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas. Ada beberapa hasil penelitian yang mengangkat tentang pengaruh metode hukuman, yaitu sebagai berikut:
Penelitian pertama disusun oleh Munirotul Hidayah mahasiswa Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang tahun 2007 yang berjudul pengaruh punishment pendidikan terhadap kedisiplinan belajar PAI Siswa SMP N 01 Brangsong Kendal. Adapun fokus masalah dalam penelitian ini adalah pertama. Bagaimana hubungan punishment pendidikan dengan kedisiplinan belajar PAI siswa SMP Negeri 1 Brangsong Kendal? Kedua. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi punishment pendidikan? Ketiga. Bagaimana kedisiplinan belajar PAI siswa SMP Negeri 1 Brangsong Kendal? Keempat. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kedisiplinan belajar PAI siswa SMP Negeri 1 Brangsong Kendal? Penelitian ini menggunakan metode, angket, interview, dokumentasi dan subyek penelitian ini adalah siswa kelas Siswa SMP N 01 Brangsong Kendal. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa  punishment pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan kedisiplinan belajar PAI siswa SMP Negeri 01 Brangsong Kendal.[9]
Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, penelitian yang telah dilakukan memiliki pesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai hubungan punishment dengan disiplin belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.  Adapun persamaannya dapat dilihat dari variabel yang digunakan yaitu sama-sama menggunakan dua variabel dan dilihat dari variabel yang sama-sama membahas tentang punishment dan disiplin belajar. Adapun perbedaannya adalah penelitian terdahulu menggunakan pengaruh, sedangkan penelitian yang akan diteliti tentang hubungan. Metode penelitian terdahulu menggunakan angket, interview, dokumentasi dan subyek penelitian ini adalah siswa kelas Siswa SMP N 01 Brangsong Kendal. Sedangkan penelitian yang akan diteliti menggunakan metode angket, dokumentasi dan wawancara.
Penelitian kedua disusun oleh Kholifatul Musfiroh mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (Stain) Salatiga tahun 2012 yang berjudul pengaruh guru dalam memberikan Reward dan Punishment terhadap minat belajar anak (Studi pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga kelas VII tahun pelajaran 2011/2012). Adapun fokus masalah dalam penelitian ini adalah pertama. Bagaimana guru dalam memberikan Reward dan Punisment pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga? kedua. Adakah pengaruh secara signifikan bahwa pemberian Reward dan Punishment akan dapat meningkatkan minat belajar siswa?. Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi, dokumentasi dan angket dan subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 03 Kota salatiga. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas siswa memperoleh perlakuaan dari guru yang berbeda dan bahkan siswa mensikapi dengan cara yang berbeda pula, dan dalam penelitian ini ada pengaruh yang signifikan yaitu adanya pengaruh guru dalam memberikan Reward (hadiah)Punishment (hukuman) terhadap minat belajar siswa SMP Negeri 03 Kota Salatiga.[10]
Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, penelitian yang telah dilakukan memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai hubungan punishment dengan disiplin belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.  Hal ini dapat dilihat dari variabel yang digunakan dalam penelitian terdahulu ada tiga variabel, yaitu dua variabel x dan satu variabel y, penelitian yang akan dilakukan hanya menggunakan dua variabel, yaitu satu variabel x dan satu variabel y. Dilihat dari pengumpulan data, penelitian yang telah dilakukan menggunakan Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi, dokumentasi dan angket. Sedangkan peneliti menggunakan metode angket, wawancara dan dokumentasi. Selain itu, penelitian terdahulu tentang pengaruh sedangkan penelitian ini tentang hubungan.
Penelitian kedua disusun oleh Feri Nasrudin, mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang tahun 2015 yang berjudul pengaruh pemberian Reward dan Punishment terhadap motivasi belajar siswa kelas VI SD Negeri di Sekolah Binaan 02 Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes. Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah pertama. Apakah ada pengaruh antara pemberian Reward dan Punishment terhadap motivasi belajar siswa kelas VI SD Negeri di Sekolah Binaan 02 Kecamatan Bumiayu Kabupaten brebes?. Kedua. Seberapa besar pengaruh pemberian Reward dan Punishment terhadap motivasi belajar siswa kelas VI SD Negeri di Sekolah Binaan 02 Kecamatan Bumiayu Kabupaten brebes?. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei deskriptif dan subjek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri di Sekolah Binaan 02 Kecamatan Bumiayu Kabupaten brebes. Adapun hasil penelitian menyatakan bahwa pemberian Reward dan Punishment memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Besarnya pengaruh tersebut yaitu sebesar 40% yang diperoleh melalui analisis koefisiensi determinasi. Sedangkan, 60% yang mempengaruhi motivasi belajar siswa berasal dari faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.[11]
Berdasarkan hasil dari penelitian kedua tersebut, penelitian yang telah dilakukan juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai hubungan punishment dengan disiplin belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini dapat dilihat dari jumlah variabel. Penelitian yang telah dilakukan juga menggunakan tiga variabel, yaitu dua variabel x dan satu variabel y, penelitian yang akan dilakukan hanya menggunakan dua variabel, yaitu satu variabel x dan satu variabel y. Dilihat dari metode penelitian yang digunakan juga berbeda. Penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode penelitian survei deskriptif. Sedangkan peneliti menggunakan metode angket, wawancara dan dokumentasi. Selain itu, penelitian terdahulu juga tentang pengaruh sedangkan penelitian ini tentang hubungan.
Berdasarkan hasil dari kedua penelitian tersebut, penelitian yang telah dilakukan memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yakni tentang hubungan punishment dengan disiplin belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Dengan demikian judul tersebut layak untuk dilanjutkan karena belum ada judul yang sama dengan judul yang akan diteliti.

F.   Kajian Teori
1.    Punishment
a.    Pengertian Punishment
Menurut Alisuf Sabri, punishment adalah tindakan pendidik yang sengaja dan secara sadar diberikan kepada anak didik yang melakukan suatu kesalahan, agar anak didik tersebut menyadari kesalahannya dan berjanji dalam hatinya untuk tidak mengulanginya. Selain itu menurut Ali Imron, punishment adalah suatu sanksi yang diteriama oleh seseorang akibat dari pelanggaran atau aturan-aturan yang ditetapkan.[12]
Hukuman diartikan sebagai salah satu teknik yang diberikan bagi mereka yang melanggar dan harus mengandung makna edukatif, sebagaimana yang diungkapkan oleh Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir.[13]
Pendapat diatas tidaklah saling bertentangan melainkan saling melengkapi, adapun penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan punishment adalah tindakan edukatif yang tidak menyenangkan yang diberikan kepada peserta didik yang melakukan kesalahan atau melanggar aturan-aturan yang ditetapkan agar peserta didik menyadari kesalahannya dan tidak lagi mengulanginya.
b.    Macam-macam Hukuman
Dalam buku ilmu pendidikan teoritis dan praktis M. Ngalim Purwanto. Ada beberapa pendapaat yang membedakan hukuman menjadi dua macam, yaitu:
1)   Hukuman preventif, yaitu hukuman yang dilakukan dengan maksud agar tidak atau jangan terjadi pelanggaran. Jadi, hukuman ini dilakukan sebelum pelanggaran dilakukan.
2)   Hukuman represif, hukuman yang dilakukan oleh karena ada pelanggaran, oleh adanya kesalahan yang telah diperbuat. Jadi hukuman itu terjadi setelah terjadi pelanggaran.[14]

Dalam memberikan hukuman guru memiliki berbagai macam hukuman. Beberapa macam hukuman yang umumnya diberikan oleh guru kepada peserta didiknya sebagai berikut:
1)   Menatap tajam peserta didik
Jika ada seorang atau beberapa peserta didik yang melanaggar tata tertib kelas, guru dapat memberikan hukuman yang paling ringan, yaitu dengan menatap tajam mata peserta didik yang melanggar kemudian mendiamkannya.
2)   Menegur peserta didik
Kemudian setelah menatap tajam peserta didik dan mendiamkan peserta didiknya tidak juga ada perbaikan perilakunya, guru dapat menegur atau memperingatkan  peserta didiknya untuk tidak melakukan perilaku buruk tersebut dengan bahasa yang lugas dan singkat, misalnya:”Diam!” “Duduk yang tenang!” “Perhatikan bak-baik!”
3)   Menghilangkan privelege
Guru sudah melakukan dua hal diatas namun siswa masih melakukan pelanggaran, barulah kemudian guru dapat menghilangkan hak-hak istimewa (privelege) si peserta didik tersebut, semisalnya tidak mengikuti pelajaran untuk beberapa sa’at, tidak boleh mengikuti ulangan, dan sebagainya.
4)   Penahanan di kelas
Guru juga dapat menghukum peserta didiknya yang melanggar tata tertib kelas dengan menahannya di dalam kelas. Biasanya guru memanggil peserta didik yang bersangkutan kemudian memintanya untuk berdiri di depan peserta didik lainnya selama pelajaran berlangsung.
5)   Hukuman badan
Hukuman badan ini misalnya mencubit, menjewer dan sebagainya. Sebaiknya guru dapat menghindari pemberian hukuman ini karena tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan cedera bahkan dapat membuat sakit hati yang sangat bagi peserta didik. Jika cedera tubuh terlihat dan dapat dengan mudah diobati, tetapi sakit hati sangat sukar untuk diobati.
6)   Memberikan skor pelanggaran
Hukuman dapat diberikan kepada peserta didik dengan memberikan skor pelanggaran. Biasanya penyekoran tersebut diatur dengan kriteria-kriteria dan prosedur-prosedur tertentu. Untuk dapat menerapkan hukuman jenis ini, guru harus bekerja sama dengan perwakilan peserta didik untuk menentukan kriteria pemberian skor dan prosedur pemberiannya kemudian menyosialisasikannya.[15]

c.    Pertimbangan dalam memberikan hukuman
Sebagaimana dikemukakan oleh Hery Noer Aly, menjelaskan dalam pelaksanaan hukuman ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh pendidik sebagai berikut:
1)   Hukuman supaya diikuti dengan penjelasan dan harapan serta diakhiri permintaan maaf.
2)   Memberikan hukuman harus disesuaikan dengan jenis kesalahan.
3)   Hukuman yang dijatuhkan kepada peserta didik hendaknya dapat dimengerti olehnya, sehingga ia sadar akan kesalahannya dan tidak mengulanginya.
4)   Pemberian hukuman harus tetap dalam jalinan cinta kasih dan sayang.
5)   Pemberian hukuman kepada peserta didik jangan pada waktu keadaan marah atau emosi.
6)   Pelaksanaan hukuman jangan ditunda-tunda.
7)   Sebelum dijatuhi hukuman, peserta didik hendaknya lebih dahulu diberi kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri. Hukuman baru digunakan apabila metode lain seperti nasihat, peringatan tidak berhasil guna dalam memperbaiki peserta didik.
8)   Hukuman diberikan dalam metode kuratif yang artinya untuk memperbaiki peserta didik yang melakukan kesalahan dan memelihara peserta didik lainnya, bukan untuk balas dendam.
9)   Penerapan hukuman disesuaikan dengan jenis, usia dan sifat anak.
10)Sedapat mungkin jangan mempergunakan hukuman badan.[16]

Pendapat lain yang juga mengemukakan tentang hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian hukuman yaitu:
1)   Pemberian hukuman harus tetap dalam jalinan cinta, kasih dan sayang.
2)   Harus didasarkan kepada alasan “keharusan”.
3)   Harus menimbulkan kesan di hati anak.
4)   Harus menimbulkan keinsyafan dan penyesalan kepada anak didik.
5)   Diikuti dengan pemberian maaf dan harapan serta kepercayaan.
Seiring dengan pendapat diatas, Muhaimin dan Abd. Mujib menambahkan bahwa hukuman yang diberikan haruslah:
1)   Mengandung maknaedukasi.
2)   Merupakan jalan/solusi terakhir dari beberapa pendekatan dan metode yang ada.
3)   Diberikan setelah anak didik mencapai 10 tahun.[17]

Berdasarkan pendapat diatas jelas bahwa dalam memberikan hukuman haruslah secara bertahap dan sesuai kesalahan, dilakukan untuk memperbaiki kesalahan siswa serta harus dalam jalinan cinta dan mengandung edukasi.
d.   Cara memberikan hukuman
Guru memiliki cara yang berbeda-beda dalam memberikan hukuman terhadap siswa yang menganggu proses belajar mengajar atau melanggar peraturan, seperti menasehati, menegur, hingga menghukum dengan berdiri dikelas dan sebagainya. Berikut ini ada beberapa pendapat tentang cara memberikan hukuman yaitu:
Ngalim purwanto memberikan enam cara yang dapat digunakan oleh guru sebagai manajer kelas saat memberikan hukuman kepada peserta didiknya.
1)   Guru harus menghukum kesalahan-kesalahan yang benar-benar terjadi jika ia sudah tidak menemukan jalan lain untuk mendisiplinkan peserta didik.
2)   Guru menghindari tindakan mengancam dan menakut-nakuti. Jika peserta didik diancam dan merasakan ketakutan, yang ada malah peserta didik akan enggan belajar dikelas. Rasa takut juga tidak menginsafkan atau membangkitkan hasrat peserta didik untuk memperbaiki diri.
3)   Saat menghukum, hendaklah guru berperasaan halus pada saat menghukum, sebaiknya guru tidak menghukum si peserta didik di hadapan banyak orang. Jangan menghukum saat guru marah atau terdorong oleh keangkuhan atau perasaan-perasaan negatif lainnya.
4)   Dalam menghukum guru hendaknya bersikap adil. Ini berarti bahwa:
a)    Guru tidak membeda-bedakan peserta didiknya dalam memberikan hukuman.
b)   Hukuman yang guru berikan sepadan dengan kesalahan yang dilakukan peserta didik.
c)    Hukuman diberikan dengan menyesuaikan kepribadian peserta didik.
5)   Hukuman dan pelanggaran sebaiknya harus ada hubungannya, misalnya mengotori kelas maka hukumannya membersihkannya.
6)   Hukuman yang diberikan guru hendaknya dapat menimbulkan rasa tanggung jawab kepada peserta didik. Ada peserta didik yang cepat menyadari kesalahannya, tetapi ada juga peserta didik yang sulit mengakui kesalahannya, bahkan melempar kesalahan tersebut kepada yang lainnya. Ia tidak berani mempertanggungjawabkan perbuatannya. Situasi semacam ini merupakan suatu kesempatan yang harus dipergunakan oleh guru untuk mengajarkan kepada peserta didik bahwa mereka harus senantiasa berani memikul tanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukannya.[18]

Selain diatas, pendapat lain yang juga memberikan cara dan contoh hukuman pendidikan yang berguna, yaitu sebagai berikut:
1)   Nasihati dan arahan (karena sebagian orang akan berubah dengan kata-kata dan arahan).
2)   Muka masam (yakin bermuka masam dan mengerutkan kedua alis untuk mengungkapkan ketersinggungan).
3)   Bentakan.
4)   Berpaling (berpaling dari para siswanya atau salah satu mereka hingga dia menyesali kesalahannya).
5)   Kecaman (teguran)
6)   Duduk qurfusha’ yaitu duduk dengan lutut diangkat menepel perut (atau memberdirikan siswa sambil mengangkat kedua tangannya dan yang semisalnya).
7)   Membebani siswa dengan tugas rumah dan sejenisnya
8)   Menggantungkan cambuk, berdasarkan hadis, yang artinya “Gantungkanlah cemeti di mana penghuni rumah dapat melihatnya, karena hal itu mengandung nilai pendidikan buat mereka.”
9)   Tingkatan terakhir, pukulan ringan.[19]

Pendapat diatas tidaklah saling bertentangan melainkan saling melengkapi satu dengan yang lainnya sehingga menjadi satu kesatuan yang lebih lengkap dan baik. Berdasarkan kolaborasi pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa bahwa cara pemberian hukuman yang baik hendaklah secara bertahap dan sesuai dengan kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik. Dimulai dari memastikan siswa benar-benar melakukan kesalahan dan dilakukan secara terpaksa karena ia sudah tidak menemukan jalan lain untuk mendisiplinkan peserta didik, kemudian memberikan nasihat dan arahan, hingga jalan terakhir adalah memukul ringan, selain bentuk hukuman tersebut yang perlu diperhatikan saat memberi hukuman adalah  hendaklah guru berperasaan halus saat menghukum, menghindari tindakan mengancam dan menakut-nakuti, bersikap adil, hukuman yang diberikan sesuai dengan kesalahan yang dilakukan, hukuman yang diberikan guru hendaknya dapat menimbulkan rasa tanggung jawab kepada peserta didik

e.    Tujuan Punishment
Tujuan punishment bukanlah untuk menyiksa atau membalas dendam kepada peserta didik, melainkan untuk membuat sadar peserta didik akan kesalahan maupun pelanggaran yang dilakukannya serta tidak lagi mengulangi kesalahan dan pelanggaran. Hal ini sesuai dengan tujuan utama dari pemberian hukuman adalah “untuk menyadarkan peserta didik dari kesalahan-kesalahannya”.[20] Selain pendapat tersebut, tujuan dari punishment adalah sebagai alat pendidikan di mana hukuman yang diberikan justru dapat mendidik dan menyadarkan peserta didik.[21]
f.    Kelebihan dan kekurangan
Setiap alat pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan alat pembelajaran berupa hukuman. Berikut penjabaran kelebihan dan kekurangannya:
1)   Kelebihan
Pendekatan hukuman dinilai memiliki kelebihan apabila dijalankan dengan benar, yaitu:
a)    Hukuman akan menjadikan perbaikan-perbaikan terhadap kesalahan murid
b)   Murid tidak lagi melakukan kesalahan yang sama
c)    Merasakan akibat perbuatannya sehingga ia akan menghormati dirinya
2)   Kekurangan
Sementara kekurangannya adalah apabila hukuman yang diberikan tidak efektif, maka akan timbul beberapa kelemahan antara lain:
a)    Akan membangkitkan suasana rusuh, takut dan kurang percaya diri
b)   Murid akan merasa sempit hati, bersifat pemalas serta akan menyebabkan ia suka berdusta (karena takut dihukum)
c)    Mengurangi keberanian anak untuk bertindak.[22]

2.    Disiplin Belajar
a.    Pengertian
Disiplin menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah “latihan batin dan watak supaya menaati tata tertip: kepatuhan pada aturan.”[23]  
b.    Tujuan
Kartini Kartono mengatakan tujuan disiplin pada anak didik adalah “untuk menolong anak memperoleh keseimbangan antara kebutuhannya untuk berdikari dan penghargaan terhadap hak-hak orang lain.”[24]
c.    Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar
Diantara faktor yang membentuk semangat disiplin menurut Emile Durkheim adalah “kebiasaan, kekuasaan orang tua, kecenderungan tidak ingin berlebih-lebihan, kemampuan mengendalikan keinginan-keinginan dan pemahaman akan batas-batas normal.”[25]
Kemudian Abu Ahmadi menyebutkan bahwa: terpenuhinya disiplin secara tepat dan secara teratur tergantung pada beberapa faktor, antara lain :
1)   Sifat perorangan, seperti sifat-sifat malas, tidak serius, apatis, kerajinannya, keimanannya dan sebagainya.
2)   Kondisi atau suasana kehidupan pada suatu waktu tertentu
3)   Kebutuhan dan keinginan pada saat tertentu dan sebagainya.[26]
Dari pendapat diatas peneliti mengelompokkan faktor- faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa ada dua yaitu dari faktor dari dalam diri dan dari luar diri peserta didik.
d.   Indikator disiplin
Untuk mengaplikasikan kedisiplinan belajar perlu diperhatikan indikator terpenting dalam membina disiplin yang dilaksanakan dalam proses pendidikan, agar mutu pendidikan dapat ditingkatkan menurut cece wijaya dan A tabrani Rusyan adalah sebagai berikut:
1)   Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik guru maupun siswa, karena tata tertib yang berlaku merupakan aturan dan ketentuan yan gharus ditaatai oleh siapapun demi kelancaran proses pendidikan itu, yaitu meliputi:
a)    Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan
b)   Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah atau lembaga pendidikan tertentu
c)    Tidak membangkang pada aturan yang berlaku
d)   Tidak suka berbohong
e)    Tingkah laku yang  menyenangkan
f)    Rajin dalam belajar mengajar
g)   Tidak suka malas dalam belajar
h)   Tidak menyuruh orang bekerja untuk dirinya sendiri
i)     Tepat waktu dalam belajar
j)     Tidak pernah keluar dalam belajar
k)   Tidak pernah membolos
2)   Taat terhadap kebajikan dan kebijaksanaan yang berlaku
a)    Berusaha menyesuaikan diri
b)   Tidak berbuat keributan dalam kelas
c)    Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
d)   Membantu kelancaran proses belajar mengajar
3)   Menguasai diri dan intropeksi. Dengan melaksanakan indikator-indikator yang dikemukakan diatas sudah barang tentu disiplin dalam proses pendidikan dapat terlaksana dan mutu pendidikan dapat ditingkatkan.[27]

3.    Hubungan metode hukuman dengan disiplin belajar siswa pada mata pelajaran Qur’an Hadis
Hukumanpun mempunyai 3 peranan penting dalam upaya mengembangkan disiplin, diantaranya :
a.    Menghendaki terjadinya pengulangan perilaku yang tidak diinginkan
b.    Mengajarkan perilaku mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan
c.    Memotivasi individu untuk berperilaku sesuai yang diharapkan.[28]

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa punishment berhubungan dengan disiplin belajar siswa. Melalui hukuman dapat mengatasi masalah-masalah kurang disiplinnya siswa dalam belajar di kelas. Jika siswa dapat disiplin dalam belajar di kelas maka akan mudah bagi siswa dalam memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru.
Sesuai dengan pernyataan yang telah dipaparkan di atas, peneliti menduga adanya hubungan punishment dengan disiplin belajar siswa di kelas khususnya pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini dikarenakan punishment merupakan usaha dalam menyadarkan peserta didik dalam memperbaiki prilakunya agar disiplin dan akan menjadi sebuah solusi kepada siswa yang kurang disiplin.

G.  Kerangka Berfikir
Disiplin belajar di kelas dapat terbangun apabila ada sebuah peraturan. Peraturan tersebut tidak akan berjalan lancar bila tidak ada konsekuensi berupa Punishment. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di antaranya penelitian yang berjudul pengaruh punishment pendidikan terhadap kedisiplinan belajar PAI Siswa SMP N 01 Brangsong Kendal. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa punishment pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan kedisiplinan belajar PAI siswa SMP Negeri 01 Brangsong Kendal. Selanjutnya penelitian yang berjudul pengaruh guru dalam memberikan Reward dan Punishment terhadap minat belajar anak (Studi pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga kelas VII tahun pelajaran 2011/2012)  yang menyatakan bahwa adanya pengaruh guru dalam memberikan Reward (hadiah) Punishment (hukuman) terhadap minat belajar siswa SMP Negeri 03 Kota Salatiga. Selain kedua penelitian diatas, juga ada penelitian yang lain yang berjudul pengaruh pemberian Reward dan Punishment terhadap motivasi belajar siswa kelas VI SD Negeri di Sekolah Binaan 02 Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes.  Dalam penelitiannya menyatakan bahwa pemberian Reward dan Punishment memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa
Mengacu pada judul penelitian, tedapat dua variabel penelitian yang digunakan yaitu pengaruh pemberian hukuman (variabel x) dan disiplin dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (variabel y). Dengan melihat pemaparan pada kajian teori di atas, dapat diketahui bahwa pemberian hukuman berhubungan dengan disiplin dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini didasarkan pada teori di atas yang menyatakan bahwa hukuman mempunyai peranan penting dalam pengembangan disiplin.
Salah satu bentuk masalah yang terjadi pada siswa yaitu kurang disiplinnya siswa yang meliputi: siswa yang datang terlambat, bergurau saat proses pembelajaran berlangsung, mengganggu teman, tidak mengerjakan pekerjaan rumah dan tugas, bolos saat mata pelajaran, harus di beri hukuman dengan tujuan agar tidak mengulangi lagi kesalahannya.
Jika digambarkan hubungan antara punishment dengan disiplin dalam pembelajaran di sekolah, dapat dilihat pada gambar di berikut ini:
Gambar 2.1
Pengaruh Teoritik antara Variabel X dan Y







 X
 

 Y
 



 


Berdasarkan gambar tersebut, tampak jelas bahwa adanya hubungan antara variabel x dan y. Apabila terjadi perubahan pemberian punishment (variabel x), maka disiplin (variabel y) juga akan mengalami perubahan. Semakin baik variabel x, maka akan semakin baik pula variabel y, begitu juga sebaliknya.

H.  Hipotesis
Menurut Sugiyono, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu rumusan masalah pada penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.[29] Sedangkan menurut M. Toha Anggoro, hipotesis adalah sebuah jawaban sementara atau dugaan sehingga untuk membuktikan benar tidaknya dugaan tersebut perlu diuji terlebih dahulu.[30]
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap suatu masalah yang akan diteliti dan diuji kebenarannya. Untuk mencari kebenarannya, diperlukan data yang kemudian diolah dan dihitung dengan rumus statistik dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan, apakah hipotesis yang digunakan diterima atau ditolak. Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
1.    Hipotesis Alternatif (Ha)
Terdapat hubungan yang signifikan antara punishment dengan disiplin belajar siswa kelas XI pada matapelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah angkatan 2016/2017.
2.    Hipotesis Nol (H0)
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara punishment dengan disiplin belajar siswa kelas XI pada matapelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah angkatan 2016/2017.

I.    Metode Penelitian
 Penelitian merupakan salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk memahami yang diteliti,  penelitian memberikan jawaban secara teknis tentang  yang digunakan dalam penelitian.  penelitian yang akan penulis gunakan adalah:
1.    Jenis Penelitian
Berdasarkan pembahasan pada latar belakang dan tujuan penelitian yang akan dicapai, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berusaha untuk mencari kebenaran melalui pengujian teori-teori yang didasarkan pada data temuan, baik berupa data positif atau pengalaman indrawi.[31] Sedangkan pendekatan asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara 2 variabel atau lebih. Melalui penelitian asosiatif ini, peneliti dapat memastikan berapa besar hubungan punishment terhadap disiplin belajar siswa.
2.    Ruang lingkup Penelitian
a.    Variabel
Variabel adalah “gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.”[32] Variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan.[33] Sedangkan menurut Sugiyono, variabel penelitian adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”[34]
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa variabel adalah suatu penilaian dari orang yang bervariasi yang dijadikan sebagai objek penelitian untuk diuji dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa variabel dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yakni variabel bebas (XI) dan variabel terikat (Y). Jadi, yang akan menjadi variabel penelitian ini yaitu:
1)   Variabel Bebas (XI)
Variabel bebas atau independen adalah “variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).”[35] Variabel bebas berfungsi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain.[36] Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini variabel bebas (XI) adalah punishment.
2)   Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat atau dependen adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”[37] Variabel terikat berfungsi untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas.[38] Adapun variabel independen yang menjadi objek pengamatan dalam penelitian ini adalah disiplin belajar siswa.
b.    Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan “penjelasan makna dari istilah kunci yang terdapat pada judul penelitian dan diuraikan berdasarkan pemahaman atau maksud peneliti.”[39] Berikut akan dijabarkan dan dijelaskan tentang variabel-variabel dalam penelitian ini:
1)   Punishment
Punishment adalah  pemberian punishment kepada peserta didik yang mengganggu, membuat keributan, melakukan kesalahan dan pelanggaran dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
2)   Disiplin belajar.
Disiplin belajar siswa yang dimaksud disini adalah disiplin belajar dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, meliputi disiplin waktu dan disiplin prilaku.
3.    Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini secara lengkap cukup sulit untuk dirincikan. Akan tetapi, sebagai bahan acuan dapat dikemukakan bahwa penelitian ini dimulai dari bulan Desember 2016 dan Insya Allah di akhiri pada bulan September 2017. Acuan waktu itu dapat saja berubah sesuai dengan kebutuhan lapangan, bisa lebih cepat dan bisa pula lebih lama dari waktu yang direncanakan, sesuai dengan keadaan dan kondisi responden atau peneliti sendiri.
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Sambas, terletak di jalan sebambang kabupaten sambas. Lokasi tersebut dipilih didasarkan pada beberapa pertimbangan peneliti, yaitu:
a.    Belum ada penelitian yang terfokus untuk mengamati tentang hubungan punishment dengan disiplin belajar siswa.
b.    Peneliti mengenali lokasi tersebut dengan harapan lebih memudahkan memperoleh data dari responden.
c.    Hasil pengamatan sementara juga menyimpulkan bahwa di Madrasah Aliyah Negeri Sambas memperlihatkan adanya indikasi hubungan punishment dengan disiplin belajar siswa.
4.    Populasi dan Sampel
a.  Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[40] Lebih sederhana Adnan menjelaskan bahwa yang dimaksud populasi adalah semua calon sumber data yang tersedia di lokasi penelitian.[41]
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan data yang terdiri atas objek atau subjek yang menjadi perhatian peneliti untuk memeroleh hasil penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII di Madrasah Aliyah Negeri Sambas berjumlah 141 orang dengan karakteristik populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1)   Siswa yang aktif sekolah
2)   Siswa yang mengikuti mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Berdasarkan karakteristik di atas, sisa populasi yang memenuhi syarat berjumlah 139 orang, karena siswa yang tidak termasuk kedalam semua karakteristik tersebut berjumlah 2, sehingga sisa populasi yang memenuhi syarat hanyalah berjumlah 139 orang. Adapun yang menjadi sumber data pendukung dalam penelitian ini adalah guru Sejarah Kebudayaan Islam di kelas XI yang berjumlah 1 orang.

Tabel 3.1
Populasi Siswa Kelas XI di MA Negeri 1 Sambas
Tahun Pelajaran 2016/2017

No
Kelas
Jumlah seluruh siswa
Jumlah siswa aktif sekolah
Jumlah siswa non aktif sekolah
1
XI IPA
36
36
-
2
XI IPS 1
36
36
-
3
XI IPS 2
33
31
2
4
XI IPS 3
36
36
-
Jumlah
141
139
2


b.    Sampel
Sampel adalah duta atau wakil dari populasi.[42] Pendapat lain menyatakan sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.”[43] Berdasarkan pendapat tersebut, dapat difahami sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu untuk dijadikan sumber data penelitian. Adapun teknik sampling yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah non random sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan cara memilih anggota tertentu, artinya tidak semua populasi diberikan kesempatan untuk dipilih sebagai anggota sampel. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah teknik proportional sampling yaitu teknik dengan pengambilan sampel hanya berdasarkan pada pertimbangan unsur atau kategori dalam populasi penelitian.[44]
Jumlah sampel yang akan diteliti sebagai sumber data dalam penelitian ini sebanyak 30% dari jumlah keseluruhan, ini berarti jumlah sampelnya sebanyak 42 orang. Hal ini didasarkan saran Roscoe yang menyatakan, “Bila dalam penelitian yang menggunakan analisis korelasi atau regresi, maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.”[45] Terkait dengan penelitian ini, variabel penelitiannya ada dua, maka jumlah anggota sampel = 10 x 2 = 20. Berdasarkan pendapat tersebut, maka jumlah siswa sebanyak 42 orang telah melebihi standar minimal. Adapun perhitungan statistik penetapan sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Penetapan Sampel Penelitian

Kelas
Populasi
Sampel
Keterangan
Kelas XI IPA
Kelas XI IPS 1
Kelas XI IPS 2
Kelas XI IPS 3
36
36
31
36
11
11
9
11
Setiap kelas diambil 30%
Jumlah
139
42

5.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan untuk menjaring data yang dibutuhkan.[46] Dalam penelitian ini, selain  yang tepat diperlukan pula kemampuan memilih teknik dan alat pengumpul data yang dianggap relevan. Adapun teknik dan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.   Teknik Komunikasi Tidak Langsung
Teknik komunikasi tidak langsung adalah “teknik pengumpulan data dimana peneliti tidak bertanya atau berinteraksi langsung dengan sumber data (responden), tetapi melalui instrumen (alat) berupa angket atau questioner.”[47] Sedangkan menurut Margono, teknik komunikasi tidak langsung yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket sebagai alatnya.[48] Angket merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden.[49]
Skala pengukuran yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam angket, sehingga angket tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif adalah Skala Likert. Adapun fungsi Skala Likert adalah “untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen menggunakan Skala Likert mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor.[50] Adapun jawaban serta skor yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3
Skor Konversi Nilai Jawaban Angket

Positif (+)
Negatif (-)
Jawaban
Skor
Jawaban
Skor
Selalu
4
Tidak Pernah
1
Sering
3
Kadang-kadang
2
Kadang-kadang
2
Sering
3
Tidak Pernah
1
Selalu
4

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data primer atau data utama yaitu punishment. Adapun yang menjadi sumber data utama yaitu siswa kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri Sambas.
b.  Teknik Komunikasi Langsung
Teknik komunikasi langsung adalah teknik pengumpulan data dengan cara kontak langsung kepada informan dalam situasi alami atau suasana yang sudah direkayasa oleh peneliti.[51] Dalam teknik ini, metode yang digunakan adalah wawancara.
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara lisan dengan sepihak, berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang telah ditujukan.[52] Wawancara yang dilakukan merupakan teknik untuk memperoleh data pendukung. Adapun yang menjadi narasumber adalah Guru Sejarah Kebudayaan Islam.
Peneliti membuat pedoman wawancara yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun sedemikian rupa yang akan ditujukan dan dijawab oleh responden. Kemudian hasil wawancara dicatat untuk dijadikan data pendukung dalam penelitian ini.
c.   Teknik Studi Dokumenter
Studi dokumenter merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.[53] Lebih lanjut Adnan memaparkan bahwa teknik ini tidak hanya untuk mendapatkan foto atau hanya seputar gambaran lokasi penelitian melainkan dokumen sebagai informasi yang berharga yang dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian. Dalam  teknik studi dokumenter, dilakukan pencarian data melalui buku catatan kasus. Oleh sebab itu, teknik studi dokumenter yang berupa catatan kasus merupakan teknik pendukung dalam penelitian ini.
6.    Teknis Analisis
Analisis data kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan statistik, baik yang deskriptif maupun yang inferensial tergantung tujuannya.[54] Sedangkan Sugiyono menjelaskan bahwa:
“Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.[55]

Sebelum  melakukan analisis data terhadap masalah ke 1, 2, dan 3, rumusan instrumen penelitian akan diuji telebih dahulu menggunakan uji validitas dan reliabilitas melalui bantuan perhitungan statistik yang ada pada Microsoft Office EXIcel 2007. Tujuan uji validitas adalah untuk menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen.[56] Sedangkan uji reliabilitas adalah tingkat konsitensi suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.[57]
Untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik menggunakan rumus sebagai berikut:
a.    Untuk mengambarkan jawaban responden tentang hubungan punishment dengan disiplin belajar dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dengan menggunakan besaran persentase, yaitu:
 
Keterangan:
P             = Persentase
F             = Frekuensi
N            = Number of Cases (banyaknya individu)
100%       = Bilangan tetap.[58]
b.    Kemudian teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab masalah 1 mengenai variabel bebas (XI) yaitu punishment dan masalah 2 mengenai variabel terikat (y) yaitu disiplin belajar adalah analisis deskriptif dengan rumus tendensi sentral. Tendensi sentral adalah nilai tunggal dari data yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan singkat tentang pusat data dan juga mewakili seluruh data, yang meliputi mean, median, modus, kuartil dan persentil.[59] Tendensi sentral dicari melalui Descriptive Statistics dengan bantuan Analysis ToolPak yang ada pada Microsoft Office EXIcel 2007.
c.    Untuk masalah ke 3 mengenai hubungan yang signifikan antara punishment dengan disiplin belajar dalam  pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam  di sekolah pada siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Sambas tahun pelajaran 2016/2017, maka digunakan rumus korelasi sederhana yang mencari hubungan variabel bebas (XI) dengan variabel terikat (y). Maka rumusnya adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y’  =  nilai yang diprekdisikan
a    =  konstanta atau bila harga XI= 0
b    =  koefisien regresi
XI = nilai variabel independen.[60]
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai a dan b dapat digunakan rumus sebagai berikut:[61]
Setelah mengetahui nilai a dan b, selanjutnya mencari nilai hubungan antara punishment dengan disiplin belajar siswa, dalam hal ini dilakukan perhitungan statistik dengan rumus regresi atau rumus uji r sebagai berikut:
Keterangan
    = Koefisien korelasi antara variabel XI dan Y
= Jumlah skor variabel XI
y    = Jumlah skor variabel Y
= Jumlah hasil perkalian tiap skor  XI dengan Y
   = Jumlah sampel
Angka yang diperoleh pada rhitung dibandingkan dengan rtabel pada taraf 5%  dan 10% dengan derajat kebebasan (df) = n-2 dengan kriteria sebagai berikut:
a)    Jika rhitung > dari rtabel, maka (Ha) diterima dan (H0) ditolak.
b)   Jika rhitung < dari rtabel, maka (H0) diterima dan (Ha) ditolak.



DAFTAR RUJUKAN

Adnan & Mujahidin. 2014. Panduan Penelitian Praktis untuk Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Alfabeta.

Ahmadi, Abu. 1989. Pengantar Metode Didaktik Untuk Guru dan Calon Guru. Bandung: Armico.

Aly, Hery Noer. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Logos, Jakarta.

Anggoro, M. Toha. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Asy-Syalhub, Fu’ad bin Abdul Aziz. 2011. Begini Seharusnya Menjadi Guru. Jakarta: Darul Haq.

Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Durkheim, Emile. 1961. Pendidikan Moral, Suatu Study Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Herabudin. 2009. Administrasi & Supervisi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hidayah, Munirotul. 2007. “Pengaruh Punishment Pendidikan Terhadap Kedisiplinan Belajar PAI Siswa SMP N 01 Brangsong Kendal,” skripsi pada  Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. (Tidak diterbitkan).

Hifza, dkk. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas. Sambas: Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas.
Imran, Ali. 2011Manajeman Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Kartono, Kartini. 1985. Bimbingan dan Dasar-dasar Pelaksanaannya. Jakarta: Rajawali.

Margono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Maunah, Binti. 2009. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Yogyakarta: Penerbit Teras.

Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Musfiroh, Kholifatul. 2012. “Pengaruh Guru dalam Memberikan Reward dan Punishment terhadap Minat Belajar Anak (Studi pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Pelajaran 2011/2012).” Skripsi pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. (Tidak diterbitkan).

Nasrudin, Feri. 2015. Pengaruh Pemberian Reward dan Punishment terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri di Sekolah Binaan 02 Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes. Skripsi pada Universitas Negeri Semarang. (Tidak diterbitkan).


Prasurvey yang dilakukan hari senin tanggal 15 Oktober 2016.

Purwanto, Ngalim. 2009. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

______________. 1994. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. (rev. Ed.:Bandung.

Quthb, Muhammad. 1993. Sistem Pendidikan Islam. Bandung: al-Ma’arif.

Sabri, Alisuf. 1999. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Shihab, M. Qurais. 2000. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an.  Jakarta: Lentera Hati.

Subana. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

­­­­_______. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

_______. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharso dan Ana Retnoningsih. 2011.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya.


Surya, Muhammad. 2003.  Bina Keluarga. Semarang : Aneka Ilmu Anggota IKAPI.

Wibowo, Agung Edy. 2012. Aplikasi Praktis SPSS dalam Penelitian. Yogyakarta: Gava Media.

Wijaya, Cece dan A. tabrani Rusyan. 1999. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Angkasa Raya.


Wiyani, Novan Ardy. 2013. Manajemen Kelas: Teori Dan Aplikasi Untuk Menciptakan Kelas Yang Kondusif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.


Jadwal Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, yakni Pengaruh Metode Hukuman Terhadap Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Quran Hadis Di Madrasah Aliyah Angkatan 2016/2017, maka waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan penyusunan dari hasil penelitian ini sesuai dengan daftarrencana penelitian sementara seperti pada tabel berikut:
No
Rencana Jadwal Penelitian
Waktu
1
Pengajuan Judul
Desember 2016, minggu ke 3
2
Outline
Desember 2016, minggu ke 4
3
Pengajuan Proposal
Januari 2017, minggu ke 1
4
Seminar Proposal
Januari 2017, minggu ke 2
5
Perbaikan proposal
Januari 2017, minggu ke 3
6
SK Pembimbing
Januari 2017, minggu ke 4
7
Penyusunan Bab I-III
Februari- April2017
8
Penyusunan Instrumen Penelitian,
Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
Mei- Juli 2017
9
Penyusunan Bab IV
Agustus 2017
10
Penyusunan Bab V
September 2017
11
Sidang Munaqasah
September 2017




[1]Herabudin, Administrasi & Supervisi Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), hlm. 43.
[2]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 206.
[3]Q.S. Ali-Imran (3); 11
[4]M. Qurais Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2000), hlm20-21.
[5]Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2009), hlm. 113.
[6]Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma’arif, 1993), hlm. 341.
[7] Prasurvey yang dilakukan hari senin tanggal 15 Oktober 2016.
[8]Adnan & Mujahidin, Panduan Penelitian Praktis untuk Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 67.
[9]Munirotul Hidayah, “Pengaruh Punishment Pendidikan Terhadap Kedisiplinan Belajar PAI Siswa SMP N 01 Brangsong Kendal,” skripsi pada  Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Tahun 2007.
[10]Kholifatul Musfiroh, “Pengaruh Guru dalam Memberikan Reward dan Punishment terhadap Minat Belajar Anak (Studi pada SMP Negeri 03 Kota Salatiga Kelas VII Tahun Pelajaran 2011/20),” Skripsi pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2012.
[11]Feri Nasrudin, Pengaruh Pemberian Reward dan Punishment terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri di Sekolah Binaan 02 Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes. Skripsi pada Universitas Negeri Semarang Tahun 2015.
[12]Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1999), hlm.44.
[13]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu, hlm. 206.
[14]Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (rev. Ed.:Bandung,1994), hlm.178.
[15]Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas: Teori Dan Aplikasi Untuk Menciptakan Kelas Yang Kondusif  (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 176-178.
[16]Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Logos, Jakarta, 1999, hlm. 200-202.
[17] Binti Maunah, Metodologi, hlm. 113-114.
[18]Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.193-194.
[19]Fu’ad bin Abdul Aziz asy-Syalhub, Begini Seharusnya Menjadi Guru (Jakarta: Darul Haq, 2011), hlm. 77-78.
[20] Binti Maunah, Metodologi, hlm. 113.
[21]Ali Imran, Manajeman Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 169.
[22]Binti Maunah, Metodologi, hlm. 115.
[23] Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Semarang: Widya Karya, 2011), hlm. 124.
[24]Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-dasar Pelaksanaannya, (Jakarta: Rajawali, 1985), hlm. 205.
[25]Emile Durkheim, Pendidikan Moral, Suatu Study Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Erlangga, 1961), hlm. 99-100.
[26]Abu Ahmadi, Pengantar Metode Didaktik Untuk Guru dan Calon Guru, (Bandung: Armico, 1989), hlm. 52.
[27] Cece Wijaya dan A. tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Angkasa Raya, 1999), hlm, 18-19. Lihat juga dalam skripsi zawiyah yang berjudul hubungan kemampuan guru mengaplikasikan disiplin belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak di madrasah tsanawiyah negeri kecamatan pemangkat tahun 2011, iais, hlm. 28-29.
[28]Muhammad Surya, Bina Keluarga, (Semarang : Aneka Ilmu Anggota IKAPI, 2003), hlm. 132.
[29]Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 96.
[30]M. Toha Anggoro, Metode Penelitian (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hlm. 127.
[31]Adnan & Mujahidin, Panduan Penelitian, hlm. 105.
[32]Hifza, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas,(Sambas: Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas, 2016), hlm. 32.
[33]Adnan Mahdi dan Mujahidin, Panduan Penelitian, hlm. 107.
[34]Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D) (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 60.
[35]Sugiyono, Metode Penelitian, hlm. 61.
[36]Adnan & Mujahidin, Panduan Penelitian, hlm. 107.
[37]Sugiyono, Metode Penelitian, hlm. 61.
[38]Adnan & Mujahidin, Panduan Penelitian, hlm. 108.
[39]Hifza, dkk, Pedoman Penulisan, hlm. 32.
[40]Hifza, dkk, Pedoman Penulisan, hlm. 33.
[41]Adnan & Mujahidin, Panduan Penelitian, hlm. 111.
[42]Adnan & Mujahidin, Panduan Penelitian, hlm. 111.
[43]Hifza, dkk, Pedomn Penulisan, hlm. 33.
[44]Adnan & Mujahidin, Panduan Penelitian, hlm. 113.
[45]Sugiyono, Metode Penelitian, hlm.131-132.
[46]Adnan & Mujahidin, Panduan Penelitian, hlm. 116.
[47]Hifza, dkk, Pedomn Penulisan, hlm. 33.
[48]Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 165.
[49]Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, hlm. 167.
[50] Sugiyono, Metode Penelitian, hlm. 113-135.
[51]Adnan & Mujahidin, Panduan Penelitian, hlm. 116.
[52]Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 33.
[53]Adnan & Mujahidin, Panduan Penelitian, hlm. 119.
[54]M. Toha Anggoro, Metode Penelitian, hlm. 612.
[55]Sugiyono, Metode Penelitian, hlm. 207.
[56]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 72.
[57]Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D) (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 112.
[58]Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 40.
[59]Subana, Statistik Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), hlm. 63.
[60]Sugiyono, Metode Penelitian, hlm. 188
[61]Agung Edy Wibowo, Aplikasi Praktis SPSS dalam Penelitian, (Yogyakarta: Gava Media, 2012), hlm. 117

No comments:

Post a Comment

Biografi dan Konsep Pemikiran Pendidikan Islam Muhammad Abduh

DAFTAR ISI                                                                                                 KATA PENGANTAR .........